Hari Minggu kemarin saya hadir di acara teman-teman Hijabee Surabaya dalam kegiatan charity di Makam Rangkah. Seperti namanya, itu memang benar-benar di area pemakaman. Jadi di pinggiran Makam Rangkah Surabaya itu ada perkampungan padat penduduk. Masuknya lewat gang sempit di pinggir area makam yang hanya bisa dilewati pejalan kaki dan sepeda motor.
Ini adalah kali pertama saya berpartisipasi di acara Hijabee Surabaya. Diajak Mbak Santi, Mbak Itha, Mbak Dyah dan Bu Ifa (semuanya kerja di Puskesmas Keputih) yang lebih dulu aktif di kegiatan Hijabee Surabaya.
Pada acara charity kemarin ada beberapa agenda yang melibatkan ibu-ibu dan anak-anak warga Makam Rangkah. Ibu-ibu diajari bikin hiasan jilbab dari kain flanel. Anak-anaknya diajari cuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. Di akhir acara, semuanya dihibur dengan teater boneka 🙂

Bu Ifa mengajarkan kepada anak-anak bagaimana mencuci tangan yang benar
Acara membuat hiasan jilbab dipandu oleh mbak yang sepertinya sudah senior di Hijabee Surabaya (belum sempat kenalan hehe..). Bu Ifa kebagian ngajari anak-anak bagaimana dan kapan cuci tangan yang benar. Sedangkan saya dan Mbak Dyah mengajarkan kepada anak-anak Makam Rangkah itu bagaimana cara sikat gigi yang baik dan benar.

Belajar bikin hiasan jilbab dari kain flanel
Nah di akhir acara semua dihibur teater boneka yang dimainkan oleh teman-teman dari Psikologi Unair. Boneka lucu itu menceritakan seorang anak kecil yang malas sikat gigi dan kemudian giginya sakit. Setelah diperiksakan ke dokter gigi, ternyata giginya berlubang. Pesan dari cerita itu adalah mengingatkan kita supaya rajin sikat gigi, setelah makan dan sebelum tidur 🙂
Senang melihat warga Makam Rangkah itu senang dengan acara charity Hijabee Surabaya kemarin. Ibu-ibunya selain mendapat ilmu bagaimana membuat hiasan jilbab, juga kebagian jilbab gratis. Anak-anaknya kebagian sabun untuk cuci tangan dan seperangkat alat sikat gigi (pasta gigi dan sikat gigi).
Terimakasih buat teman-teman Hijabee Surabaya atas kesempatan yang diberikan. Kemarin saya lihat teman-teman begitu sibuk mempersiapkan acara sehingga kita belum sempat kenalan lebih dekat. Senang bisa terlibat di acara charity seperti kemarin. Kalo ada acara seperti itu lagi kabari ya 😉
adek ipar sama ex muridku aktif tuh di Hijabee 😀
tp aku blm seberapa tertarik 🙂
wah iya ta bu guru, siapa namanya? kemarin sy malah belum sempet kenalan sama temen2 hijabee
adek iparku namanya Anna, dan muridku namanya Britney 😀
wahh mbak ikut ya? kmrn aku juga diajakin ama temen buat ikutan.
tapi pas barengan ama acara di PMI,,moga bisa ikut acara berikutnya..
iya mbak risda, diajak temen2 puskesmas yg duluan ikut, dimintai tolong buat ngajari anak2 sikat gigi, ya oke aja mumpung bisa 🙂
Huwaaah, hijabee 😀
ayo ris, kapan2 ikut yuk kalau acara charity begini, nambah silaturahmi dan amal juga 😀 *kaya’ aku sering aja, makanya ngajak* hahaha
mbak dokter, aku diperiksain dong giginya 😀
iya kmrn gak lihat mbak fenty, padahal biasanya selalu ada ya mbak?
ayo ayo kalo mau diperiksa giginya, ada yg bermasalah kah mbak?
acaranya rame iq…
iya pak itu warga yang tinggal di sekitar makam rangkah surabaya
huwaw seru ya… berbagi sama masyarakat yang mungkin jarang “tersentuh” pendidikan & pengetahuan seperti itu.
*di kampus dulu saya gak ikutan teater boneka, hehe. Tapi personelnya emang anak2 yg ceria, suka anak2, dan kreatif.
Salut buat semua 🙂
sempat ngobrol dg ibu-ibu di sana mbak, katanya mereka sebelumnya bekerja memulung sampah, lalu gak punya tempat tinggal, akhirnya bikin rumah darurat di sekitar makam itu.
alhamdulillah banyak LSM yg berkegiatan di situ sehingga lumayan tersentuh pendidikan non formal utk membuka wawasan mereka 🙂
Saya suka dengan kegiatan positive yang dilakukan komunitas hijabers ini mbak. Tidak hanya mulek di masalah bagaimana membuat jilbab menjadi modis
sy malah baru kali ini ikut mas, yang kelas berjilbab modis blm pernah ikut, suami sy seneng yg simpel aja kok katanya 🙂
Kereen, semoga semakin banyak acara semacam ini..Mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat dan berjilbab..
iya mbak riries, ternyata di sby ini banyak lho pemukiman kumuh yang bisa dibilang pemukiman liar. mereka kebanyakan pemulung atau tukang becak yg kemudian menempati kuburan, pinggir sungai, dsb.. kasihan ya..
Bu Dokter memang cocoknya ngajarin sikat gigi yang benar, seneng rasanya bisa ikut program charity seperti ini..
iya mas, seneng lihat ekspresi keceriaan anak2 itu..
Itu saya lihat ada anak-anak yang prakteknya makek sikat gigi orang dewasa, hehe.. Bukannya anak-anak juga harusnya memakai sikat gigi dengan ikuran yang sesuai dengan rahangnya kan ya, dokter?
betul mbak, anak2 harus pake sikat gigi yang sesuai dg ukuran rahangnya. mereka dapat bagian sikat gigi yg kecil, sementara ibu2nya dapat yang gede..
dari foto terlihat seru sekali acaranya ya
iya mbak ely, peserta tampak enjoy meski acaranya sederhana..
wah.. kalau memang cantik mah… mau gmn juga pastinya cantik.. sukses sepertinya acaranya.. hehehe… sukses terus ya 🙂
terimakasih…
Kegiatan yg sangat bermanfaat pastinya utk masyarakata
aamiin…